PENGGUNAAN TANAH LATERIT DAN KAPUR PADAM TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLYMER PADA CURING UDARA TERBUKA

Authors

  • Muh. Syaifullah S Universitas Muhammadiyah Buton

DOI:

https://doi.org/10.55340/jmi.v8i1.637

Keywords:

Mortar Geopolymer, Abu Terbang, Kuat Tekan

Abstract

Sebagian besar lapisan permukaan di wilayah Papua dan Kalimantan merupakan Tanah Laterit. Ketika kering tanah laterit akan kering namun ketika mengandung air dalam jumlah besar tanah laterit menjadi lembur. Produksi semen memerlukan energi yang besar sehingga geopolymer beton dan mortar merupakan material yang memiliki potensi yang besar sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan semen Portland karena memiliki sifat mekanik yang hampir menyerupai beton berbasis semen Portland. Penelitian ini membahas pemanfaatan abu terbang dan alkali aktivator (NaOH dan Na2SiO3) untuk mengikat tanah laterit dengan menambahkan kapur padam untuk mengurangi penggunaan oven membentuk mortar geopolymer. Perbandingan tanah laterit dan kapur padam digunakan yaitu 95%:5%. Pengujian flow pada mortar geopolymer segar memperlihatkan semua material mampu terikat dengan baik dan tidak terjadi segregasi. Benda uji yang telah mengeras dirawat di udara yang terekspos (udara terbuka) selama 3, 7 dan 28 hari. Pengujian kuat tekan dianalisa untuk mengetahui perilaku mortar geopolymer. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuat tekan dari umur 3 ke 7 hari namun menurun pada umur 28 hari.

Downloads

Download data is not yet available.

References

ASTM C 618-05.(2005). Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use in Concrete.

ASTM C618-03.(2003). Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use in Concrete.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6825-2002) Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland untuk Pekerjaan Sipil. Jakarta : Dewan Standardisasi Nasional.

Consoli N.C., Prietto P.D.M., Carraro J.A.H. & Heineck K.S. (2001). Behavior of Compacted Soil-Fly Ash-Carbide Lime Mixtures, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering , pp. 774-782.

Dash S.K. (2012). Lime Stabilization of Soils: Reappraisal, Journal rials iof l Engineering, Vol. 2 Maten Civi4, No. 6, pp. 707-714.

Deja J., Ulias A. & Mokrzyck E. (2010). CO2 Emissions From Polish Cement Industry. International Journal of Greenhouse Gas Control 4 : 583-588.

Horpibulsuk S., Miura N. & Nagaraj. T.S. (2003). Assessment of strength development in cement-admixed high water content clays with Abrams’ law as a basis, Ge´otechnique 53, No. 4, pp. 439–444.

Latifi N., Marto A. & Eisazadeh A. (2015). Analysis of strength development in non-traditional liquid additive-stabilized laterite soil from macro and micro-structural considerations, Environ Earth Sci 73:1133–1141.

Portelinha F.H.M., Lima D.C., Fontes M.P.F. & Carvalho C.A.B. (2012). Modification of a Lateritic Soil with Lime and Cement : An Economical Alternative for Flexible Pavement Layers, Soils and Rocks, São Paulo, 35(1): 51-63.

Temuujin J., Riessen A.V. & MacKenzie K.J.D. (2010). Preparation and Characterisation of Fly Ash Based Geopolymer Mortars. Construction and Building Materials 24 : 1906-1910.

Todingrara T.T., Tjaronge M.W., Harianto T. & Ramli M. (2017). Performance of laterite soil stabilized with lime and cement as a road foundation: Internasional Jurnal of Applied Engineering. Vol. 12 : 4699-4707.

Downloads

Published

2019-05-28